1. Jaga Ketenangan untuk mendapat sambutan yang hebat
“Untuk mendapat sambutan yang hebat, periksa dulu rasa percaya diri Anda  di depan pintu. Kalau rasa nyaman sudah muncul, Anda akan merasakan  ketenangan. Keraguan dapat merusak pertunjukan yang paling elegan  sekalipun. Jika Anda tidak kenal seorangpun hampirilah seseorang yang  berada di belakang ruangan. Anda punya kesempatan menemukan wajah yang  bersahabat” Nancy Friday, author of Our Looks, Our Lives
2. Kuasai Ruangan
“Anda harus belajar mengatasi fobia bergual. Siapkan mental sebelum  masuk ruangan. Lalu, berjalanlah dengan anggun/tenang. Jika Anda tidak  mengenal seorang pun di pesta, bergabunglah dengan satu kelompok,  tersenyum dan perkenalkan diri Anda, katakan: ‘Saya tidak kenal seorang  pun di pesta ini. Boleh saya bergabung dengan Anda semua?’ Cara ini  biasanya mendapatkan sambutan yang simpatik dan hangat, dan orang akan  segera mengajak ngobrol.” Miss Mingle (alias Jeanne Martinet), pengarang  The Art of Mingling.
3. Jangan malu mengingat-ingat nama
“Jika Anda lupa nama seseorang ingatlah, hal ini juga pernah terjadi  pada siapa pun yang percaya diri atau pun tidak. Makanya, tidak perlu  terlalu malu. Pertama, akui Anda lupa namanya. Kedua, tepuk telapak  tangan Anda ke kepala dengan mimik menyesal, dan katakan, ‘Saya bahkan  tidak bisa mengingat nama ibu sendiri!’ Dengan cara ini, lawan bicara  dengan suka hati menyebutkan kembali namanya. Lalu katakan saja, ‘Saya  janji deh tidak pernah lupa lagi,’ dan lanjutkan percakapan.” Ahli  etiket Letitia Baldrige, pengarang Letitia Baldrige’s Complete Guide to  the New Manners for the 90′s.
4. Ceritakan pengalaman hebat
“Hindari bercerita dengan gaya lelucon. Orang sering berpikir, ketika  bercerita, mereka harus mencapai kilimaks. Tapi kalau klimaks itu tidak  menyenangkan, sama juga bo’ong. Anda harus punya minat personal yang  dalam. Cerita tidak perlu terjadi pada Anda, si pencerita, selama Anda  mampu mengalirkan cerita dengan balik. Ingat-ingat detil mana yang  penting. Bahasa tubuh oke-oke saja selama itu alamiah. Tapi, cerita yang  bagus dan menyakinkan butuh sedikit ‘bunga-bunga’.” Malachy McCourt,  author of A Monk Swimming
5. Tetap tenang dan tersenyumlah
“Jika Anda gugup lakukan aktivitas aerobik cepat dan singkat, seperti  jumping jaks. Kemudian, fokuskan perhatian. Temukan tempat yang tenang  untuk menyendiri dan tarik nafas sebelum masuk ruangan. Setelah itu,  bernafaslah dengan pelan. Sekali Anda masuk ke ruangan, ambil tempat di  depan orang. Di jamin Anda tidak bakal kehilangan perhatian mereka.  Tersenyumlah. Siapa pun akan memperhatikan dan mendengarkan orang yang  tersenyum pada mereka.” Valerie Adami, direktur program di Weist-Barron  School of Television Acting, New York.
6. Minta Kenaikan Gaji
“Hampiri bos Anda pagi-pagi dan bilang secara informal, ‘Saya minta  waktu sebentar saja hari ini.’ Biarkan dia yang menentukan kapan bisa  bertemu Anda. Ketika berhadapan face-to-face, katakan, ‘Saya benar-benar  menikmati pekerjaan ini dan bekerja untuk Anda.’ Dan, buatlah daftar  kontribusi selama ini. Kemudian spekulasi aja:’Bisakah Anda pertimbankan  kenaikan gaji untuk saya?’ Jangan sebut jumlah yang spesifik kecuali  ditanya. Akhiri percakapan dengan, ‘Tolong, jangan terlalu dipikirikan  saat ini.’ Dengan cara ini, bos Anda tidak merasa disinggung  kekuasaannya dan barangkali dia berbaik hati menawarkan kenaikan itu  dalam beberapa hari.” Lauran Wiesenthal, mitra di New York Legal Search  Consulting Firm Corrao, Miller, Rush,& Wiesenthal.
7. Jadilah penawar yang baik
“Kunci mendapatkan penawaran yang adil adalah pertama, kerjakan PR Anda.  Ambilah satu edisi Consumer Reports, bicara pada teman-teman, cari  informasi tentang barang apa yang betul-betul Anda inginkan. Selalu  minta lebih atau tawar kurang dari limit. Jika Anda ragu, pikirkan lagi  semalaman.” Michael Donaldson, pengarang Negotiating for Dummies.
8. Ganti ketakutan dengan strategi
“Letakutan itu sama dengan luka. Ketakutan menunjuk apa yang mengganggu  Anda. Ketika berlatih untuk sebuah pertandingan, saya terluka. Sejak  itu, saya jadi takut melompat. Saya harus belajar menggantikan ketakutan  dengan strategi. Cara terbaik: bayangkan sebuah situasi di kepala Anda,  lalu bergeraklah ke tempat yang paling menakutkan. Berikutnya, beralih  ke sesuatu yang menenangkan (misal, ke pantai waktu senja). Lalu,  bayangkan diri Anda berjalan dengan gerakan tanpa cacat sementara tubuh  dan pikiran santai. Yang terpenting kondisikan pikiran untuk  menggantikan ketakutan dengan sukses.” Picabo Street, Olympic Skiing  Champion.
9. Jangan terintimidasi
“Hentikan semua pikiran buruk di kepala. Kemudian visualisasikan diri  Anda sedang mendorong orang lain sampai 30 meter jauhnya. Bayangkan dia  sebagai titik putih dan hitam yang sangat kecil. Cara ini segera  membalikkan semua perasaan inferior. Sekali melepaskan beban mental itu,  Anda ingin menjadi orang pertama yang mengatakan sesuatu sehingga  kontrol percakapan ada di tangan Anda. Jangan katakan apa pun yang  kompetitif atau defensif; alih-alih, tanyakan saja sesuatu yang pribadi  seperti,’Bagaimana keluarga Anda?’” Anankha K. Chandler, certified  hypnotherapist and author of Therapist in a Box: Emotional Healing.
10. Lontarkan lelucon yang natural
“Jangan pernah mengumumkan ANda bakal melucu. Sebab, ekspektasi  orang-orang bakal tinggi. Dan ada kemungkinan Anda gagal. Lelucon yang  natural berasal dari percakapan, sehingga orang-orang terhanyut sebelum  tahu apa yang sedang Anda ceritakan. Tidak perduli cerita Anda mengenai  siapa atau kapan terjadinya, selalu awali dengan ‘waktu sedang menuju ke  sini.’ Buat mereka percaya hal itu benar-benar terjadi. Orang-orang  akan lebih terlibat ketika kejadiannya memang baru. Jika lelucon Anda  bisa membuat rumah seolah-olah runtuh, jangan anggap keberuntungan yang  sama pada lelucon berikutnya. Selalu tinggalkan mereka dengan rasa  penasaran.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar